Sinar-x
Gambar
Foto Rontgen Torax
|
Gambar skala frekuensi rontgendan cahaya tampak
Proses
Terjadinya Sinar-x
Proses
terjadinya rontgenpada rontgen memerlukan beberapa komponen, yaitu:
1.
Tabung
sinar-x
Tabung
rontgenadalah tabung hampa udara yang terbuat kaca tahan panas. Didalamnya
terdapat anoda dan katoda. Biasanya katoda berupa kawat filament (kutub negatif) dan anodanya sebagai kutub
positif berupa target. Ada dua jenis anoda yaitu stationary anoda (anoda yang
tidak bergerak) dan rotating anoda (anoda yang berputar)
2.
Filament
Filamen
terdapat pada katoda yang merupakan sumber elektron
3.
Listrik
tegangan tinggi
Antara anoda dan katoda dalam tabung rontgendiberi
tegangan yang cukup tinggi (Kilo Volt) sehingga elektron-elektron bebas pada
filament ketarik ke anoda.
Elektron dengan kecepatan tinggi (karena
ada beda potensial KVolt) yang mengenai
target anoda, elektron tiba-tiba akan
mengalami pelemahan yg sangat darastis oleh target sehingga menimbulkan sinar-x.
Rontgenyang terjadi ini dinamakan “rontgenbrehmsstrahlung”. Sedang kan muatan (elektron)
yang bergerak dengan kecepatan tinggi (mengalami percepatan) karena adanya beda
potensial akan memancarkan radiasi elektromagnetik dan energi elektron cukup
tinggi ini masuk radiasi elektromagnetik dalam range sinar-x.Tetapi rontgenjenis
ini tidak dipergunakan untuk XRD (X-Ray Difraction)
Gambar tabung x-ray
Blok Diagram Alat Rontgen
Gambar blok diagram alat x-ray
Dari
gambar blok diagram dapat dilihat bahwa alat rontgen penghasil sinar-x terdiri
atas:
1. Tabung sinar-x
Tabung rontgen berisi
filament yang juga sebagai katoda dan berisi anoda. Filamen terbuat dari
tungsten, sedangkan anoda terbuat dari logam anoda (Cu, Fe atau Ni).
2. Trafo Tegangan Tinggi
Trafo tegangan
tinggi berfungsi pelipat tegangan rendah dari sumber menjadi tegangan tinggi
antara 30 kV sampai 100 kV. Pada trafo tegangan tinggi terdapat minyak sebagai
media pendingin. Trafo tegangan tinggi berfungsi menghasilkan tegangan tinggauntuk
mempercepat elektron di dalam tabung.
3. Sistem Kontrol
Sistem kontrol
berfungsi sebagai pengatur parameter pada pengoperasian alat sinar-x. Sistem
kontrol terbagi menjadi 5 bagian yaitu :
a.
Power supplay (Catu daya DC )
b.
Pengatur tegangan (kV) pada primer High Tension Trafo (HTT)
c.
Pengatur arus (mA) pada bagian trafo filament
d.
Pengatur waktu pencitraan/timer(S)
e.
Kendali sistem
f.
Catu daya AC dari sumber PLN yang masuk ke autotrafo.
Citra foto rontgen
Bagaimana
terbentuknya citra pada foto rontgen?. Penyerapan sinar-x oleh tubuh manusia
pada proses foto rontgen dapat dijelaskan sebagai berikut: tubuh manusia
dibentuk oleh unsur-unsur yang komplek.
Oleh karena itu, penyerapan sinar-x oleh tubuh pada proses foto rontgen tidaklah
sama, misalnya tulang akan lebih banyak menyerap sinar-x dibanding dengan otot
atau daging. Citra pada film rontgen terbentuk karena terjadi perbedaan
intensitas sinar-x yang datang ke film setelah menembus bagian tubuh yang
difoto. Bagian tubuh yang lebih rapat dan mengandung unsur kimia tertentu dapat
bereaksi dengan sinar-x dan menyebabkan kuantitas sinar-x yang sampai ke film
menjadi berkurang. Contoh kasusnya adalah pada pemotretan organ tulang. Tulang
mengadung banyak unsur kimia kalsium (Ca) dan unsur kalsium menyerap banyak
partikel sinar-x sehingga menyebabkan berkurangnya sinar-X yang sampai di film
pada daerah yg terhalangi tulang tersebut. Hasilnya adalah citra berwarna putih
sebagai gambaran tulang pada film, sedangkan organ lainnya akan dilewatkan
begitu saja dan menghitamkan film.
Kegunaan x-ray
dibidang Kesehatan
Sinar-x
atau x-ray banyak digunakan dibidang kesehatan yaitu antara lain:
1.
Foto
Rontgen
Yaitu digunakan untuk keperluan
diagnostik pemeriksaan kondisi organ tubuh seperti paru-paru pada foto torax,
diagnosa tulang retak atau patah dll.
2.
Radioterapi
Sinar-x ini digunakan untuk terapi
kanker. Karena memiliki energy yang besar sehingga sinar-x mampu menembus
sel-sel tubuh termasuk sel-sel kanker. Sehingga dengan dosis tertentu dapat
membunuh sel-sel kanker
3.
CT
Scan
Dengan menggunakan teknik tomography
sinar-x ini dapat digunakan untuk mengambil citra potongan (slice) bagian organ
tubuh. Dengan teknik ini dapat mengetahui lokasi, dimensi kelainan pada organ
tubuh seperti kanker atau mungkin pendarahan dalam otak.
Daftar
Pustaka:
Webster, J. G. (2010). Medical Instrumentation
Application and Design. Danvers, USA: John Wiley & Son, INC.
http://manggala31.blogspot.com
http://futurummechanicis.blogspot.com
Mohamad Sofie, ST, MT.
Dosen Akademi Teknik Elektromedik Semarang
Organisasi:
DPD Ikatemi Jawa Tengah
Gakeslab Jawa Tengah
Alfakes Pusat
Dosen Akademi Teknik Elektromedik Semarang
Organisasi:
DPD Ikatemi Jawa Tengah
Gakeslab Jawa Tengah
Alfakes Pusat
Tidak ada komentar:
Posting Komentar