Artikel ini telah dimuat di Majalah Kesehatan Sinergi edisi bulan Juni 2016
ELEKTRODA
PADA BLOOD GAS ANALYZER
Alat Blood Gas Analyzer atau disingkat
dengan BGA adalah alat diagnosis bagi pasien untuk mengetahui status oksigenasi
dan keseimbangan asam basa dalam darahnya. Saat ini alat BGA sudah semakin
canggih dan komplit. Ada yang dikombinasikan dengan alat Elektrolit Analyzer. Sampel
yang digunakan ada beberapa macam seperti darah arteri atau darah vena bahkan
beberapa merk alat BGA ada yang bisa menggunakan sampel dari udara hasil
pernafasan pasien.
Gambar 1. Blood Gas Analyzer (Radiometer, 2016)
Teknologi alat BGA yang dulu masih
menggunakan gas O2 dan CO2 murni untuk internal kalibrasi
gas O2 dan CO2. Tetapi sekarang ini sudah tidak
menggunakan gas O2 dan CO2 tetapi menggunakan larutan atau
cairan yang mengandung O2 dan CO2. Perbedaan yang lain
yaitu adalah penggunaan catridge pada BGA. Penggunaan catridge ini memungkinkan
pemeriksaan BGA dengan parameter yang dikehendaki saja, sehingga dapat menekan
biaya pemeriksaan bagi pasien dan biaya operasional. Karena sistem catridge ini
memungkinkan tidak ada perawatan elektroda. Catridge ini bersifat disposibel,
atau sekali pakai.
Sebenarnya pemeriksaan BGA ini sangatlah
penting, tetapi masih ada Rumah Sakit yang belum memiliki alat ini dengan alasan
analisa gas darah jarang dilakukan karena kurangnya permintaan pemeriksaan gas
darah dari dokter. Padahal alat ini jika diaktifkan, ada atau tidak ada pasien
akan mengkonsumsi reagen. Hal ini menyebabkan cost operasional alat ini akan
tinggi sehingga jika tidak ada/ sedikit pasien untuk dianalisa gas darah maka
tidak akan menutup cost operasionalnya. Sehingga Rumah Sakit lebih memilih
untuk tidak membelinya atau mengirim sampel pasien ke Rumah Sakit lain untuk
pemeriksaan analisa gas darah. Pada kesempatan ini saya tidak akan mengupas
dari segi klinisnya tetapi dari segi teknologinya.
Pada
alat BGA yang secanggih apapun masih menggunakan electrode 3 (tiga) buah
electrode pengukuran yang masih sama prinsipnya dengan alat BGA yang lama,
yaitu :
1. pH
electrode
pH Elektrode ini
berfungsi untuk mengukur tingkat asam dan basa darah pasien. Untuk pengukuran
pH ini, pH Elektrode harus dipasangkan dengan Reference Elektrode.
2.
pO2 Elektrode
pO2 Elektrode ini
berfungsi untuk mengukur kadar dan tekanan O2 dalam darah
3.
pCO2 Elektrode
pCO2 Elektrode ini
berfungsi untuk mengukur kadar dan tekanan CO2 dalam darah
Ketiga electrode tersebut pada
prinsipnya hampir sama cara kerjanya. Pada alat BGA saat ini teknologi ketiga
electrode masih tetap sama tetapi bentuknya semakin kecil dan desainnya semakin
simpel. Beberapa alat BGA terbaru meminimalkan penggunaan kabel untuk
menghubungkan electrode dengan rangkaian penguat dalam sistem elektroniknya.
Sehingga diharapkan tidak terjadi gangguan sinyal frekuensi dari luar melalui
kabel dan masuk ke rangkaian penguat. Jika ini terjadi pengukuran tidak akan
akurat.
Gambar 2 (a) Reference Elektrode
(b) pH Elektrode (c) sistem pengukuran pH elektrode
Dalam Reference Elektrode terdapat kawat
platinum, Calomel probe dan larutan KCL seperti gambar 2.b. Sedang
pada pH electrode terdapat kawat yang terbuat dari perak-perak chloride
(Ag-AgCL), larutan buffer dan di ujungnya atau bagian yang menyentuh darah
sampel terdapat lapisan gelas tipis (ph sensitive glass) yang bersifat
permeable, yaitu yang dapat melewatkan ion H+ saja seperti terlihat pada gambar
2.a. Adapun sistem pengukurannya seperti terlihat pada gambar 2.c yaitu sampel
akan terhubung dengan pH electrode yang berisi larutan buffer dan reference
electrode yang berisi larutan KCL. Pada saat mengukur ion-ion H+ masuk
ke pH electrode melalui sensitive glass sehingga terjadi reaksi kimia pada pH
electrode yang menimbulkan beda potensial antara pH electrode dengan reference
electrode. Beda potensial inilah berbanding dengan tingkat pH darah sehingga
dapat dikonversi menjadi nilai pH darah.
2. pO2
Elektrode (Clark Elektrode)
Pada pO2 Elektrode atau disebut Clark
Elektrode terdapat kawat kutub katode dari platinum dan kawat kutub anode dari perakyang
terendam larutan elektrolit seperti pada gambar (a). Dua kutub tersebut diberi
beda potensial konstan (tegangan) sebesar 630 mA.
Gambar
3. (a) pO2 Elektrode (b) sistem pengukuran pada pO2
elektrode
Dan pada ujung electrode terdapat
membrane semipermeable yang hanya bisa melewatkan molekul O2 saja, Saat
mengukur sampel maka molekul-molekul O2 akan menuju katoda dan mengambil
elektron bebas yang berasal dari anoda melalui klorida elektrolit fosfat kalium
hal ini menyebabkan meningkatkan arus listrik antara katoda dan anoda. Kuat
arus listrik meningkat sebanding banyaknya molekul-molekul O2 yang
ke katoda. Sehingga dapat diukur berapa kadar O2 dengan mengkonversi
kuat arus listrik dari anoda ke katoda pada ampermeter.
Gambar 4. Sistem pengukuran pCO2
Elektrode
Pada pCO2 Elektrode hampir
sama dengan pH electrode hanya dimodifikasi sedikit. Seluruh elektroda terbungkus dalam jaket electrode,
didalamnya terdapat elektrolit bikarbonat . dan ujungnya ditutup membran teflon
yang permeabel terhadap CO2 yang memungkinkan CO2 berdifusi melalui membrant
teflon. Adanya molekul-molekul CO2 akan merubah pH dalam larutan
elektrolit sehingga membuat beda potensial , menggabungkan dengan elektrolit ,
dan mengubah pH . Perubahan pH ditampilkan sebagai tekanan parsial CO2.
Parameter
pemeriksaan
Beberapa parameter yang diukur oleh alat
BGA ini dan nilai normalnya adalah seperti pada table 1.
Parameter
|
Arteri
|
Vena
|
pH
|
7.35 – 7.45
|
7.31 – 7.41
|
PCO2
|
38 – 42 mmHg
|
35 – 40 mmHg
|
CO2 total
|
19 – 25 mmol/l
|
23 – 30
mmol/l
|
PO2
|
85 – 100 mmHg
|
35 – 40 mmHg
|
Saturasi O2
|
95 % dari PO2
|
70 – 75 %
dari PO2
|
Nilai
parameter antara sampel darah dari arteri dan vena berbeda. Terutama pO2
antara darah arteri dan darah vena, hal ini disebabkan darah arteri banyak
mengandung O2 dibanding darah vena. Dan nilai pH darah antara darah
arteri dan darah vena hampir sama tetapi dapat disimpulkan keduanya ada pada
rentang 7,3 – 7,45.
Mohamad Sofie, ST, MT.
Dosen Akademi Teknik Elektromedik Semarang
Organisasi:
DPD Ikatemi Jawa Tengah
Gakeslab Jawa Tengah
Alfakes Pusat
Tidak ada komentar:
Posting Komentar