Jumat, 20 April 2018

ELECTRICAL SAFETY


ELECTRICAL SAFETY

Dalam beberapa edisi sebelumnya telah banyak diulas tentang peralatan kesehatan. Tetapi dalam edisi kali ini mencoba membahas tentang keselamatan listrik, yang tentunya berkaitan dengan peralatan kesehatan. Mungkin sebagian besar dari kita belum banyak yang menyadari atau belum mengetahui bahaya dari listrik yang berasal dari peralatan kesehatan. Oleh karena itu pada edisi ini penulis ingin berbagi pengetahuan tentang keselamatan listrik yang diambil dari literatur.
Kita semua tahu bahwa saat ini teknologi peralatan kesehatan semakin komplek  yang mengakibatkan semakin komplek pula prosedur penggunaannya, sehingga hal ini dapat mengakibatkan beberapa kesalahan pemakaian yang akhirnya juga dapat menimbulkan kecelakaan pada pengguna alat kedokteran tersebut dan pasien. Faktanya, banyak kegagalan peralatan yang menimbulkan kecelakaan pada pengguna alat kedokteran lebih disebabkan karena kesalahan pemakaian, pemakaian yang tidak benar atau kurangnya pengalaman serta belum adanya pelatihan untuk pengoperasiannya.
Kecelakaan yang diakibatkan oleh  penggunaan alat kedokteran akan jauh lebih berbahaya dibanding jika terjadi kecelakaan sebagai akibat pelepasan energi listrik yang terjadi di rumah tangga atau di tempat kerja lainnya, hal ini disebabkan lingkungan pada pelayanan kesehatan mengandung komponen komponen lain yang potensi menunjang terjadinya kecelakaan, antara lain: bahan kimia, micro-organisme, limbah infeksius, beban-beban mekanik, gelombang elektromagnit, frekuensi tinggi, radiasi.
Pada edisi kali ini lebih ditekankan pada pembahasan mengenai bahaya pelepasan energi listrik, khususnya mengenai tindakan pengamanannya (electrical safety). Lebih detail mengenai efek fisiologis akibat kecelakaan listrik, bahaya kejut listrik, metode pengamanannya, standar pengamanan dan prosedur test pengamanan (electrical safety tes) dengan maksud agar memahami / mengerti tentang kemungkinan terjadinya bahaya, serta bagaimana tindakan pengamanan yang harus dilakukan sehubungan dengan penggunaan teknologi peralatan kedokteran.

A.          Efek Fisiologis
Ada tiga hal yang akan terjadi apabila arus listrik mengalir masuk melalui jaringan biologis, yaitu:
1.      Rangsangan listrik pada jaringan atau saraf.
2.      Menahan panas
3.      Kerusakan jaringan

Berikut ini merupakan beberapa kondisi yang akan terjadi pada organ tubuh akibat pelepasan energi listrik

Threshold of perception
Dalam keadaan ini jaringan/ kulit mulai dapat merasakan kehadiran arus listrik dalam batasan minimal (untuk arus AC adalah 0,5 mA,60Hz dan untuk arus DC 2 sampai dengan 10 mA ), secara individual terasa ‘geli’. Perasaan ini akan dialami secara berbeda-beda, tergantung pada nilai impedansi jaringan secara individu.

Let-Go-Current
Jika besar arus listrik yang mengalir melalui jaringan semakin meningkat, maka akan menimbulkan rangsangan pada jaringan otot dan saraf. Seringkali mulai dirasakan rasa ‘sakit/nyeri’ dan secara reflek otot akan berkontraksi.
Pada keadaan ini minimal arus listrik 6 mA dapat mulai mengakibatkan gerakan reflek otot.

Respiratory paralysis
Semakin tinggi arus listrik yang mengalir menyebabkan otot -otot pernapasan berkontraksi cukup kuat ( mencekik ) dan akhirnya akan menimbulkan ‘kelemasan’ karena kekurangan oksigen. Kejadian seperti ini dapat timbul jika arus listrik yang mengalir cukup kuat dan dalam waktu relatif cukup lama.

Ventricular Fibrillation
Jantung manusia merupakan jalur ‘khusus’ aliran listrik yang membuat keadaan menjadi sangat berbahaya. Apabila terjadi aliran listrik ke tubuh manusia, maka sebagian aliran ada yang mengalir melalui dada kemudian ke jantung. Apabila arus listrik cukup kuat mempengaruhi bagian otot jantung, maka perambatan aktivitas listrik dalam jantung akan terganggu. Dan apabila aktivitas kelistrikan dalam jantung terganggu, maka denyut jantung dapat mencapai 300 BPM ( beats per minute ) seperti ‘gelombang balik’ depolarisasi secara acak pada ventricles. Gerakan pemompaan jantung akan berhenti dan merupakan ‘kematian’ dalam hitungan menit.
Besar arus listrik untuk mengakibatkan ventricular ber-fibrasi adalah 75 mA sampai dengan 400mA.

Myocardial contraction
Apabila arus listrik yang mengalir ke dalam jaringan cukup tinggi, maka seluruh bagian otot jantung akan berkontraksi dan jantung berhenti berdenyut sesaat selama ada arus listrik yang tinggal dan akan berdenyut normal kembali bila arus listrik hilang. Kejadian seperti ini disebut jantung mengalami defibrilasi.

Kecelakaan fisik dan luka bakar
Pada umumnya aliran listrik ke dalam jaringan tubuh manusia terjadi hanya dalam waktu sesaat. Karena kulit mempunyai sifat ‘menahan panas’, ketika ada arus listrik yang lewat, hal ini dapat menyebabkan luka bakar pada titik kulit yang bersentuhan langsung dengan aliran arus listrik. Besar tegangan listrik diatas 240 volt dapat melukai kulit, otak dan jaringan saraf lainnnya menjadi tidak berfungsi. Demikian juga jaringan otot akan tertarik berkontraksi melepaskan pada ikatan tulang.

B.           Electrical Safety Standard
Standart Internasional yang banyak digunakan dan diadopsi oleh banyak negara di dunia untuk Electrical Safety adalah standar IEC (International Electrotechnic Commission). IEC 60601-1 merupakan standar umum untuk keselamatan listrik.
Tujuan utama keselamatan listrik adalah untuk memastikan suatu peralatan aman digunakan oleh pengguna dan pasien.
Keselamatan listrik berdasarkan IEC dikelompok ke dalam beberapa jenis, contohnya/antara lain  keselamatan listrik untuk :
1.      Peralatan Medis
2.      Peralatan X ray
3.      Peralatan Bedah dengan frekuensi tinggi
4.      Sistem Peralatan Kesehatan (termasuk peralatan non medis)
IEC 60601-1 Requirement :
·         Protective Earth Resistance                           0.2 MΩ
·         InsulationResistance Main Part                    2   MΩ (minimal)
·         EarthLeakageCurrent                                     500 μA
·         Enclosure LeakageCurrent                            100 μA
·         Patient LeakageCurrent                                 100μA (B & BF) ; 10μA (CF)

C.          Klasifikasi Type dan Kelas Peralatan Medik Sesuai IEC
1.      Type-type peralatan medik

Gambar III-1. Tabel Type peralatan medik

a.      Type B merupakan peralatan yang mempunyai pengamanan terhadap tegangan  kejut sesuai ambang batas arus bocor yang diijinkan (normal 100 μA, tanpa pembumian 500 μA) tapi tidak boleh digunakan/berhubungan langsung dengan jantung.
b.      Type BF merupakan peralatan yang mempunyai pengamanan terhadap tegangan kejut lebih baik dari peralatan type B yang tercapai karena adanya isolasi (normal 100 μA, tanpa pembumian 500 μA) tapi tidak boleh digunakan/berhubungan langsung dengan jantung.
c.       Type CF merupakan peralatan yang mempunyai pengamanan terhadap tegangan kejut paling baik yang tercapai dengan meningkatkan mutu isolasi (normal 10μA, tanpa pembumian 50 μA) dan boleh digunakan/berhubungan langsung dengan jantung.

2.      Kelas-kelas peralatan medik
a.      Peralatan Kelas I merupakan peralatan yang mempunyai sistem pengamanan terhadap bahaya kejut listrik tidak hanya tergantung pada basic insulation, tetapi juga mengandalkan pengamanan tambahan yaitu adanya protective eart conductor yang terpasang secara permanen yang dihubungkanke bagian-bagian lain dan alat akan yang bersifat konduktor/penghantar dan dapat disentuh/dicapai oleh tangan (accessible conductive parts ).Perlu diketahui bahwa jika terjadi kegagalan fungsi pengaman dan basic insulation,maka fungsi pengamanan diambil alih oleh protective earth conductor.Ciri-ciri peralatan dengan class I. Peralatan tersebut memperoleh sumber tegangan dan luar (external supply mains,seperti: external battery,external converter,genset dsb).


(*) not used in medical applications
 
Gambar III-2 Diagram Peralatan Kelas I

b.      Peralatan Kelas II, merupakan peralatan yang mempunyai sistem pengaman terhadap bahaya kejut tidak hanya mengandalkan pada basic insulation saja, tetapi juga tergantung pada sistim pengaman sistim double insulation. Pada peralatan ini disamping memiliki pengaman basic insulation,juga memiliki pengaman tambahan berupa supplementary insulation dan atau reinforced insulation.Apabila terjadi kegagalan fungsi pengaman dari basic insulation,maka fungsi pengaman akan diambil alih oleh pengaman lapis kedua yaitu suppIementary insulation dan atau oleh reinforced insulation.
Padaperalatandengan class II initidakada/tidakmemiliki protective earth conductor.
Gambar III-2 Diagram Peralatan Kelas II

c.       Peralatan kelas III merupakan peralatan yang mempunyai sistem pengaman terhadap bahaya kejut listrik tergantung/menggunakan supply tegangan “safety extra low voltage “(SELV).
                                      Gambar III-3 Diagram Peralatan kelas III

Mohamad Sofie, ST, MT. 
Dosen Akademi Teknik Elektromedik Semarang
Organisasi:
DPD Ikatemi Jawa Tengah
Gakeslab Jawa Tengah
Alfakes Pusat

TEKNOLOGI PENGHITUNGAN SEL DARAH PADA ALAT HEMATOLOGI ANALYZER

Terkadang seorang pasien baik yang sedang rawat inap atau rawat jalan diminta dokter untuk periksa darah di laboratorium. Tujuannya ban...