Selasa, 09 September 2014

BLOOD GAS ANALYZER (BGA)

4.1. Teori Dasar Blood Gas Analyzer
Sebuah alat yang digunakan untuk mengukur tekanan parsial gas yang ada di dalam darah seperti CO2 dan O2, mengukur pH dan mengukur elektrolit seperti potasium, natrium, zat kapur serta klorid.

4.2. Prinsip Kerja

Cara kerja :
Gas sampel yang diambil melalui probe akan masuk kesetiap sampel secara bergiliran dimana gas sampel akan dibandingkan dengan gas standar melalui pemencaran system infra red dimana akan menghasilkan perbedaan panjang gelombang yang akan dikonversi receiver menjadi signal analog.
Tujuan Analisis Darah:
1.      Keadaan O2 dan metabolism sel
2.      Efisiensi pertukaran O2 dan CO2
3.      Kemampuan HB dalam mengangkut O2 dan CO2
4.      Tingkat tekanan O2 dalam darah arteri
Komponen-komponen :
·         Ion selective electrode modules
·         Reagent chambers
·         Humidifier wells
·         Sample input port
·         Peristaltic pump
·         Waste module
Faktor- faktor yang mempengaruhi:
  1. Gelembung udara
Tekanan oksigen udara adalah 158 mmHg. Jika terdapat udara dalam sampel darah maka ia cenderung menyamakan tekanan sehingga bila tekanan oksigen sampel darah kurang dari 158 mmHg, maka hasilnya akan meningkat.
  1. Antikoagulan
Antikoagulan dapat mendilusi konsentrasi gas darah dalam tabung. Pemberian heparin yang berlebihan akan menurunkan tekanan CO2, sedangkan pH tidak terpengaruh karena efek penurunan CO2 terhadap pH dihambat oleh keasaman heparin.
  1. Metabolisme
Sampel darah masih merupakan jaringan yang hidup.Sebagai jaringan hidup, ia membutuhkan oksigen dan menghasilkan CO2. Oleh karena itu, sebaiknya sampel diperiksa dalam 20 menit setelah pengambilan. Jika sampel tidak langsung diperiksa, dapat disimpan dalam kamar pendingin beberapa jam.
Standar Elektroda :
1.      PH modules
Memproduksi berbagai tingkatan keluaran yang sebanding dengan pH sampel  yang sedang            dianalisa.
2.      PCO2 modules
Memproduksi  voltase yang sebanding dengan konsentrasi  CO2  pada sampel.
3.     PO2  modul
Menghasilkan  voltase yang sebanding dengan konsentrasi O2 pada  sampel.
4.      Acuan Elektroda
Menyediakan potensial elektrik yang konstan dan stabil (756mV) yang digunakan sebagai petunjuk untuk mengukur potensial elektrik yang diproduksi oleh setiap         pengukuran     elektroda.
5.      Heater
Menjaga / mempertahankan  standar elektroda pada suhu 37 derajat
6.      Sensor suhu
Menunjukan temperature ketika suhu turun atau naik 2 derajat di atas 37 derajat C
7.    Udara Alir detector
Berada  ditempat masuk atau keluar dari standar elektrooda.

4.3.  Cara Pengoperasian
1.      Nyalakan power ON
2.      Setiap pertama kali menghidupkan alat, lalu kalibrasi dengan cara tekan calibrate kemudian enter. alat akan melakukan kalibrasi secara otomatis.
3.      Apabila ada sample pemeriksaan sebelum melakukan pemeriksaan tekan status untuk mengetahui kondisi apakah PH, Pco2 dan Po2 kondisinya OK. Jika OK sample langsung dapat diperiksa. Apabila kondisinya UC (Un Caliblasi) lakukan kalibrasi yaitu tekan calibrate kemudian enter.
4.      Apabila alat sudah dalam kondisi ready for analysa berarti alat sudah siap melakukan pemeriksaan, tekan Analyzer. Selang pengisap sample akan keluar secara otomatis kemudian masukan sample bersamaan tekan lagi analyzer sampai sample terhisap secara otomatis selang akan masuk sendiri.
5.      Lakukan daftar isian seperti yang terlihat dilayar monitor, sample ID , HB, suhu badan, jenis sample (0 arteri, 1 vena, 2 kapiler), F102 (volume oksigen yang dilorelasi dengan persen lihat daftar), kemudian clear 2x.
6.      Alat akan menghitung secara otomatis dalam waktu yang relatif cepat hasil akan keluar melalui printer

4.4. Kesimpulan
1.      Tujuan dari analisa gas darah adalah mengetahui fungsi jantung dengan pemeriksaan dapat dilakukan melalui pengambilan darah .
2.      Hal yang harus diperhatikan dalam pra instrumentasi yaitu pengambilan sampel / sampling, alat, dan reagen. Pada proses pengerjaan sampel yang harus diperhatikan adalah standar operasional prosedur yang meliputi sampel, quality control, kalibrasi.
3.      Kelebihan dari analisa gas darah jenis Vitalpath adalah kalibrasi secara otomatis setelah pemeriksaan sampel, hasilnya cepat, akurat, fleksibel karena wadah sampel bias disesuaikan dengan kondisi, mencakup elektrolit, hematokrit, dan gas darah, dan hasil pmeriksaan sudah diklasifikasikan dalam keadaan normal atau tidak sehingga memudahkan dalam penarikan kesimpulan. Sedangkan kekurangannya adalah mahal, penggunaannya harus terus menerus, perawatan harus rutin dilakukan.

Mohamad Sofie, ST, MT. 
Dosen Akademi Teknik Elektromedik Semarang
Organisasi:
DPD Ikatemi Jawa Tengah
Gakeslab Jawa Tengah
Alfakes Pusat

Selasa, 02 September 2014

AUTOANALYZER (CHEMISTRY ANALYZER)


A.           Teori Dasar Autoanalyzer (Chemistry Analyzer)
Autoanalyzer adalah analisa otomatis menggunakan teknik aliran khusus bernama “analisis aliran kontinu (CFA)”, diciptakan pada tahun 1957 oleh Leonard Skeggs, PhD dan pertama dibuat oleh Corporation Technicon. Aplikasi pertama adalah untuk klinis (medis) analisis. Autoanalyzer sangat mengubah karakter laboratorium pengujian kimia dengan memungkinkan peningkatan yang signifikan dalam jumlah sampel yang dapat diolah. Desain didasarkan pada pemisahan aliran terus mengalir dengan gelembung udara sebagian besar mengurangi lambat, ceroboh, dan kesalahan metode manual rawan analisis.
Autoanalyzer (Chemistry Analyzer) merupakan salah satu alat laboratorium canggih yang dilengkapi dengan sistem sequensial multiple analysis. Alat ini mempunyai kemampuan pemeriksaan yang lebih banyak berfungsi untuk analisa kimia secara otomatis. Alat ini mampu menggantikan prosedur-prosedur analisis manual dalam laboratorium, rumah sakit, dan industri. Autoanalyzer dapat digunakan untuk menganalisa kandungan air, gas, mineral, logam, dan material biologis dari suatu larutan.
Jenis-jenis tes yang dibutuhkan meliputi tingkat enzim (seperti banyak dari tes fungsi hati), tingkat ion (misalnya natrium dan kalium), dan lainnya  (seperti glukosa, albumin serum, atau kreatinin). Ion sederhana sering diukur dengan elektroda selektif ion, yang memungkinkan satu jenis ion melalui, dan perbedaan mengukur tegangan Enzim dapat diukur dengan tingkat mereka mengubah salah satu zat warna yang lain, Dalam tes ini, hasil untuk enzim yang diberikan sebagai suatu kegiatan, bukan sebagai konsentrasi enzim. Tes-tes lain menggunakan perubahan kolorimetri untuk menentukan konsentrasi bahan kimia yang bersangkutan. Kekeruhan juga dapat diukur.
Autoanalyzer digunakan terutama untuk analisis laboratorium rutin dalam bidang medis. Instrumen ini biasanya menentukan tingkat albumin, alkali fosfatase, aspartate transaminase (AST), nitrogen urea darah, bilirubin, kalsium, kolesterol, kreatinin, glukosa, fosfor anorganik, protein, dan asam urat dalam sampel darah tubuh serum atau lainnya. Autoanalyzer mengotomatisasi langkah analisis sampel berulang yang seharusnya dapat dilakukan secara manual oleh seorang teknisi, untuk tes medis seperti yang disebutkan sebelumnya. Dengan cara ini, sebuah autoanalyzer dapat menganalisis ratusan sampel setiap hari dengan satu teknisi operasi.
Beberapa contoh dari autoanalyzer :

1.      Sysmex
2.      Mindray
3.      ABX Pentra
B.           Prinsip Kerja
Cara Kerja Blok Diagram :
Lampu halogen sebagai sumber cahaya merupakan cahaya Polychromatic yang mempunyai panjang gelombang 400-800 nm memancarkan cahayanya yang masuk ke Monochomator. Monochomator disini merupakan alat untuk menguraikan spektrum warna dari cahaya. Di dalam Monochomator ini, cahaya Polychromatic diuraikan menjadi Monochromatic. Selanjutnya dari Monochromator, cahaya masuk ke Filter. Filter ini berfungsi memilih atau melewatkan hanya 1 spectrum cahaya saja sesuai dengan unsur yang akan di ukur. Karena setiap atom hanya akan menyerap spectrum yang sesuai dengan energi atom itu sendiri. Cahaya yang keluar dari Filter (I0) menyinari cuvette, sehingga molekul di dalam cuvette akan mengabsorbsi sebuah eneri cahaya (foton) dengan jarak gelombang tertentu dan menghasilkan It. Cuvette disini merupakan tempat menaruh sample yang akan diperiksa.
Cahaya yang keluar dari cuvette (It) ditangkap oleh detektor. Detektor disini merupakan sensor untuk merubah energi cahaya menjadi bentuk energi (sinyal-sinyal) listrik yang selanjutnya dikuatkan oleh Amplifier lalu di converter oleh ADC, dimana ADC disini berfungsi mengubah data analog menjadi data digital. Kemudian dari ADC diolah oleh Microcontroller dan ditampilkan ke display.
A.           Prinsip Operasi
1.      CFA (Continuous Flow Analyzer)
Dalam CFA aliran continue dari material dibagi dengan gelembung udara ke segmen diskrit di mana reaksi kimia terjadi. Aliran terus-menerus sampel cair dan reagen digabungkan dan diangkut dalam gulungan tubing dan pencampuran. Tubing melewati sampel dari satu alat untuk yang lain dengan alat masing-masing melakukan fungsi yang berbeda, seperti distilasi, dialisis, ekstraksi, pertukaran ion, pemanasan, inkubasi, dan rekaman berikutnya dari sinyal. Sebuah prinsip penting dari sistem ini adalah pengenalan gelembung udara. Gelembung udara setiap segmen sampel ke dalam paket diskrit dan bertindak sebagai penghalang antara paket untuk mencegah kontaminasi silang saat mereka melakukan perjalanan di sepanjang pipa. Gelembung udara juga membantu pencampuran dengan menciptakan aliran turbulen (aliran bolus), dan menyediakan operator dengan cek cepat dan mudah dari karakteristik aliran cairan. Sampel dan standar diperlakukan dengan cara yang persis sama saat mereka melakukan perjalanan panjang pipa, menghilangkan perlunya sinyal steady state, namun, karena adanya gelembung membuat profil gelombang hampir persegi, membawa sistem ke keadaan stabil tidak secara signifikan menurunkan throughput (generasi ketiga CFA analisis rata-rata 90 atau lebih sampel per jam) dan diinginkan dalam sinyal steady state (keseimbangan kimia) yang lebih akurat.
2.      FIA (Flow Injection Analyzer)
Metode FIA dapat digunakan untuk kedua reaksi cepat serta reaksi lambat. Untuk reaksi lambat, pemanas sering dimanfaatkan. Reaksi ini tidak perlu untuk mencapai penyelesaian karena semua sampel dan standar yang diberikan pada periode yang sama untuk bereaksi. Untuk tes yang khas biasanya diukur dengan FIA (misalnya, nitrit, nitrat, amoniak, fosfat) tidak jarang untuk memiliki throughput 60-120 sampel per jam. Metode FIA dibatasi oleh jumlah waktu yang diperlukan untuk memperoleh sinyal terukur sejak waktu tempuh melalui pipa cenderung untuk memperluas puncak ke titik di mana sampel dapat saling menyatu. Sebagai aturan umum, metode FIA tidak boleh digunakan jika sinyal yang memadai tidak dapat diperoleh dalam waktu dua menit, dan sebaiknya kurang dari satu menit.
B.       Macam-macam Autoanalyzer
Autoanaliser adalah suatu alat yang pada prinsipnya diciptakan manusia untuk memudahkan pekerjaan manusia. Autoanaliser didesign untuk bekerja dengan ketelitian tinggi dan dengan waktu yang cepat serta dapat menangani banyak sampel sekaligus. Pada laboratorium klinik terdapat 2 macam autoanaliser, yaitu:
1.      Autoanaliser untuk pemeriksaan hematologi
Adalah alat yang digunakan untuk memeriksa darah lengkap dengan cara menghitung dan mengukur sel-sel darah secara otomatis berdasarkan variasi impedansi aliran listrik atau berkas cahaya terhadap sel-sel yang dilewatkan.Alat ini bekerja berdasarkan prinsip flow cytometer. Flow cytometri adalah metode pengukuran jumlah dan sifat-sifat sel yang dibungkus oleh aliran cairan melalui celah sempit. Ribuan sel dialirkan melalui celah tersebut sedemikian rupa sehingga sel dapat lewat satu per satu, kemudian dilakukan penghitungan jumlah sel dan ukurannya. Alat ini juga dapat memberikan informasi intraseluler, termasuk inti sel. Pemeriksaan yang bisa dilakukan oleh autoanaliser jenis ini adalah kadar Hb, Jumlah sel-sel darah ( eritrosit, lekosit, trombosit) , Jenis lekosit, hematokrit, dsb.
2.      Autoanaliser untuk pemeriksaan kimia klinik
Autoanaliser ini digunakan untuk pemeriksaan kimia klinik, yaitu mengukur kadar zat-zat yang terkandung dalam darah, contohnya adalah glukosa, asam urat, SGOT, SGPT, kolesterol, trigliserid, gamma GT, albumin,dsb. Prinsip dari alat ini adalah melakukan prosedur pemeriksaan kimia klinik secara otomatis mulai dari pemipetan sampel, penambahan reagen, inkubasi, serta pembacaan serapan cahayanya. Kelebihan autoanaliser adalah bahwa tahapan analitik dapat dilakukan dengan cepat dan bisa digunakan untuk memeriksa sampel dengan jumlah banyak secara bersamaan.
C.           Perawatan
Inilah hal yang perlu diperhatikan oleh konsumen karena ada beberapa alat - alat yang bisa dikatakan "bandel". Namun sebandel - bandelnya alat tersebut, tetap saja harus mendapatkan perhatian khusus seperti ;
- Suhu ruangan
- Lakukan control secara berkala
- Selalu cek reagen
Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam menggunakan alat ini, seperti:
Sampel jangan sampai aglutinasi, gunakan sampel darah yang sudah ditambahkan antikoagulan. Pastikan tidak ada darah yang menggumpal karena akan merusak hasil jika terhisap.
D.           Kalibrasi
Autoanaliser memang sangat membantu analis dalam mengerjakan tahapan analitik namun perlu diperhatikan, setiap hari baik autoanaliser hematologi atau kimia klinik harus selalu dikalibrasi untuk menjamin keakuratan hasil.
Untuk autoanaliser kimia klinik, cara kalibrasinya adalah dengan menggunakan serum control. Serum yang sudah diketahui komposisi dan kadarnya diperiksa dengan menggunakan autoanaliser seperti memeriksa sampel. Hasil yang didapat dibandingkan dengan kadar serum control. Jika masih dalam range, maka autoanaliser masih memberikan hasil yang valid sehingga dapat digunakan untuk memeriksa sampel.
Begitu juga untuk autoanaliser hematologi, digunakan darah yang konsentrasinya sudah diketahui dengan pasti. Darah control tersebut dilakukan pemeriksaan sama seperti pemeriksaan sampel lalu hasilnya dibandingkan dengan kadar darah control sebenarnya.
Kalibrasi yang seperti dijelaskan di atas dilakukan setiap hari sebelum melakukan pemeriksaan pada sampel sehingga hasil yang didapatkan akurat.

E.            Kesimpulan
Autoanalyzer merupakan salah satu alat laboratorium canggih yang dilengkapi dengan sistem sequensial multiple analysis. Alat ini mempunyai kemampuan pemeriksaan yang lebih banyak berfungsi untuk analisa kimia secara otomatis. Alat ini mampu menggantikan prosedur-prosedur analisis manual dalam laboratorium, rumah sakit, dan industri. Auto-analyzer dapat digunakan untuk menganalisa kandungan air, gas, mineral, logam, dan material biologis dari suatu larutan.

Mohamad Sofie, ST, MT. 
Dosen Akademi Teknik Elektromedik Semarang
Organisasi:
DPD Ikatemi Jawa Tengah
Gakeslab Jawa Tengah
Alfakes Pusat


HEMATOLOGI ANALYZER

1.            Teori Dasar
Hematologi adalah ilmu yang mempelajari tentang darah dan komponen yang terkandung didalamnya. Dari ilmu itu berkembanglah cara/metode penelitian tentang darah yang semakin berkembang, kemudian dibuatlah alat Hematology Analyzer.
Hematology Analyzer adalah salah satu alat laboraturium yang berfungsi untuk pengukuran dan pemeriksaan sel darah dalam sampel darah. Berikut ini akan dijelaskan teori tentang darah sebagai bahan ukur alat Hematology Analyzer.
Darah terdiri dari 2 komponen utama :
1.2. Darah
Darah adalah jaringan tubuh yang berbeda dengan jaringan tubuh lain, berada dalam konsistensi cair, beredar dalam suatu sistem tertutup yang dinamakan sebagai pembuluh darah dan menjalankan fungsi transport berbagai bahan serta fungsi homeostatis
1.3. Macam dan Jenis Sel Darah
Ada tiga macam sel dalam darah, yaitu:
a.    Sel darah merah/ eritrosit/ Red Blood Cell (RBC).
b.    Sel darah putih/ leukosit/ White Blood Cell (WBC).
c.    Trombosit/ Platelet (Plt).
Berikut ini penjabaran dan penjelasannya:
1.3.1.    Sel darah merah / Eritrosit / Red Blood Cell (RBC)
a.         Fungsi eritrosit

Untuk pertukaran O2 dari paru-paru ke jaringan dan CO2 dari jaringan ke paru- paru.Yang berperan dalam transport O2 dan CO2 ini adalah Haemoglobin (Hb),yang merupakan protein di dalam eritrosit.
Ciri-ciri
-       Lempeng bikonkaf tanpa inti
-       Diameter 7,5 mm
-       Volume 4,5 - 5 juta/mL
-       Membran sel yang kuat
-       Bentuk berubah-ubah 

Gambar 1.1. Sel Darah Merah
  1.3.2.     Sel Darah Putih/Leukosit/White Blood Cell (WBC)
a.         Fungsi leukosit
Membentuk antibodi yang melawan infeksi di dalam tubuh.
b.        Jenis-jenis Leukosit
1.        Granulosit (bergranula)
-       Neutrofil (polimorfonuklear/PMNL)
Merupakan sel yang langsung dapat melakukan fagositosis yang cukup efektif. Jumlah 62 % dan berukuran 7 – 8 mm.
Gambar 1.2. Neutrofil
-       Eosinofil
Merupakan Sel fagosit yang lemah dan produksinya akan meningkat pada infeksi parasit dan alergi. Jumlah 2,3 % dan berukuran 10 – 12 mm.
-       Basofil
Basofil dalam sirkulasinya mirip dengan sel mast dalam jaringan, yaitu menskresi bahan farmakologik aktif seperti heparin, histamine, bradikinin, serotonin. Berukuran 9 – 10 mm dengan Jumlah 0,4% dan akan meningkat pada peradangan kronik.
Gambar 1.4. Basofil
2.        Agranulosit.
-       Monosit
Merupakan sel imatur dengan kemampuan fagosit yang lemah. Setelah masuk ke jaringan, disebut makrofag, ukurannya membesar beberapa kali lipat dan dalam sitoplasmanya banyak mengandung lisosom, dan mempunyai kemampuan hebat untuk menghancurkan agen-agen penyakit.
Masa hidup dalam sirkulasi 10-12 jam, setelah masuk dalam jaringan sebagai makrofag dapat hidup berbulan-bulan atau bahkan bertahun-tahun. Berjumlah  5,3 % dengan ukuran 15 – 20 mm
Gambar 1.5. Monosit
-       Limfosit
Limfosit berada bersama dengan aliran limfe dari nodus limfatikus dan jaringan limfoid lain. Hal itu menyebabkan terjadinya sirkulasi limfoid yang terus menerus di seluruh tubuh. Berjumlah 30 % dengan ukuran 7 – 8 mm
Gambar 1.6. Limfosit
1.3.3.        Trombosit / Platelet
Trombosit berperan besar di dalam proses koagulasi atau pembekuan darah apabila terjadi luka atau pendarahan. Trombosit akan mengisi dan menutup jaringan yang luka dengan jaringan fibrin untuk membatasi darah yang hilang, jaringan fibrin itu akan ditempeli sel darah yang lama kelamaan akan berubah menjadi jaringan baru.
Berdiameter 2 – 4 mm dan dan dapat bertahan hidup sekitar 8 – 12 hari dengan konsentrasi normal (jumlah) 150.000 – 400.000 /mL.
Gambar 1.7. Pembentukan Jaringan Fibrin saat Luka Terjadi
1.4.   Fungsi Darah
a.         Pernapasan, transpor O2 Dan CO2
b.        Nutrisi
c.         Ekskresi
d.        Pemeliharaan kadar air jaringan
e.         Mengatur suhu tubuh ® Spesifik panas air, konduktivitas yang tinggi, laten penguapan yang tinggi
f.         Perlindungan & peraturan ® sistem penyangga (pH Darah 7,36)
1.5.  Darah sebagai Sampel
Sebelum darah dijadikan sampel perlu adanya proses pemisahan komposisi didalamnya. Setelah menjadi sampel, darah terpisah menjadi dua bagian yaitu:
a.    Bagian Padat   : Sel-sel darah WBC, RBC, dan Platelet (seperti yang telah dijelaskan diatas).
b.    Bagian cair      : Serum & Plasma
-       Serum :
Dari darah tanpa antikoagulan kemudian disentrifuse.
-       Plasma :
Dari darah yang mengandung antikoagulan kemudian diendapkan.
2.       Prinsip Kerja
        Berikut ini akan ditampilkan sebuah blok diagram Hematology Analyzer dan penjelasannya:
Gambar 1.8. Blok Diagram Hematology Analyzer
Prinsip Kerja Blok Diagram :
Sampel darah yang sudah dicampur dengan reagent didilusi sebanyak 200x dan melalui proses hemolyzing untuk mengukur kadar jumlah hemoglobin dengan cara fotometri dan mengukur kadar jumlah sel darah putih, serta didilusi lagi sebanyak 200x (jadi 40.000x) untuk mengukur kadar jumlah sel darah putih dan platelet. Kemudian diproses pada blok data processing dan hasilnya akan ditampilkan pada display dan print out.
3.       Metode Pengukuran
Ada beberapa macam metode pengukuran yang digunakan pada alat Hematology Analyzer, antara lain sebagai berikut:

3.1.  Elektrikal Impedance (Mengukur jumlah WBC, RBC, dan Platlet)
Gambar 1.9. Metode Electrical Impedance
Instrumen ini menggunakan metode pengukuran sel yang disebut Volumetric Impedance.  Pada metode ini , larutan elektrolit (diluent)  yang telah dicampur dengan sel-sel darah dihisap melalui Aperture. Pada bilik pengukuran terdapat dua electrode yang terdiri dari Internal Elektrode dan Eksternal Elektrode, yang  terletak  dekat  dengan  Aperture. Kedua elektroda tersebut dilewati arus listrik yang konstan.
Ketika sel-sel darah melalui aperture, hambatan antara kedua elektroda tersebut akan naik sesaat dan terjadi perubahan tegangan yang sangat kecil sesuai dengan nilai tahanannya dan diterima Detection Circuit. Kemudian sinyal tegangan tersebut dikuatkan atau diperbesar pada rangkaian amplifier, lalu dikirim ke rangkaian elektronik. Pada rangkaian elektronik terdapat rangkaian Treshold Circuit Yang berfungsi untuk menghilangkan sinyal noise yang diakibatkan oleh :
-       Elektrik Noise (Gangguan listrik).
-       Debu.
-       Sisa-sisa cairan.
-       Partikel yang lebih kecil atau lebih besar dari sel darah yang diukur.
Untuk mendapatkan nilai puncak, sinyal dikirim ke A/D Converter, kemudian data yang diperlukan disimpan pada memori untuk setiap nilai maksimum. Data tersebut akan dikoreksi oleh CPU dan akan ditampilkan pada layar LCD.
Jumlah sinyal untuk setiap ukuran sel disimpan pada memori dalam bentuk  histogram. Sel RBC dan PLT yang dihitung memiliki  ukuran yang  berbeda sehingga CPU dapat membedakan penghitungan untuk setiap jenis sel. Sedangkan ketiga jenis  sel WBC yang dihitung memiliki ukuran sel yang hampir sama sehingga CPU menggunakan histogram untuk membedakan populasi ketiga jenis sel WBC.
Terkadang terdapat dua sel atau lebih yang melewati aperture secara bersamaan. Peristiwa ini disebut Coincidence Apabila larutan sampel sudah cukup diencerkan dan dicampur, Coincidence ini dapat diprediksi secara statistik dengan tingkat keakuratan yang tinggi. Pada perangkat lunak terdapat tabel koreksi untuk kompensasi hal ini.
3.2.  Fotometri (Mengukur jumlah Hb)
Fotometri adalah  pengukuran yang hanya digunakan untuk mengukur Hb saja dengan prinsip kerja berdasarkan absorbasi cahaya oleh foto detektor.
Gambar 1.10. Metode Fotometri
-       Sinar Polikromatik yang berasal dari lampu (Wolframat, Tungstan, Mercury), akan dilewatkankan pada sebuah filter, dan menjadi sinar Monokromatik
-       Sinar Monokromatik ini melalui kuvet yang berisi sampel yang akan diperiksa.
-       Beberapa sinar akan diserap oleh sampel tersebut, dan sebagian akan diteruskan.
-       Sinar yang diteruskan ini akan diterima detektor.
-       Kemudian nilai yang didapat akan diproses pada rangkaian pemroses data.
 3.3.  Flowcytometry (Sistem Optik )
Gambar 1.11. Metode Flowcytometry
-        Sel melalui sebuah chamber flowcell, kemudian ditembakkan sumber cahaya (laser) yang difokuskan.
-        Cahaya yang diterima sel akan dipendarkan saat laser ditembakkan.
-        Foto detektor menangkap cahaya dari berbagai sudut spesifik yang dapat membedakan jenis sel darah. FS untuk membedakan ukuran, FLS untuk membedakan complexity-nya (komposisi inti), dan SDS untuk membedakan granularity-nya (komposisi granula).
-        Informasi tentang jumlah dan ukuran sel yang telah didapat diproses dan dikonversikan dalam bentuk digital.
3.4.   Histrogram/Kalkulasi
Adalah pengukuran Parameter – parameter selain yang diatas. Metode pengukuran ini berdasarkan penjumlahan dari hasil – hasil yang didapat dari pengukuran oleh dua metode diatas. Metode ini dikenal dengan Complete Blood Count (CBC).
Complete Blood Count (CBC) adalah suatu penghitungan untuk menganalisis berbagai macam komponen darah :
-       RBC    : Red blood cell / Sel Darah Merah.
-       HGB    : Hemoglobin Concentration / Konsentrasi Hemoglobin.
-       HCT    : Hematocrit .
-       MCV   : Mean Corpuscular Volume / Rata-rata volume sel darah.
-       MCH   : Mean Corpuscular Hemoglobin / rata-rata sel hemoglobin.
-       MCHC            : Mean Corpuscular Hemoglobin Honcentration/ Rata-rata
  konsentrasi sel hemoglobin.
-       RDW   : Red blood cell Distribution Width / lebar distribusi sel
                               darah merah.
-       PLT     : Platelet Count / perhitungan  trombosit
-       PCT     : Platelet crit
-       MPV    : Mean platelet volume / Kelompok volume trombosit.
-       PDW   : Platelet Distribution Width/ lebar distribusi trombosit
Berikut ini beberapa rumus penghitungannya:
a.    MCV : Mean Corpuscular Volume ( fL / µm3)
-       MCV = Hematocrit (%) x 10RBC# (million/μL)
b.    MCH : Mean Corpuscular Hemoglobin (pg)
-       MCH = Hemoglobin (g/dL) x 10 RBC# (million/μL)
c.    MCHC : Mean Corpuscular Hemoglobin Concentration (%)
-       MCHC = Hemoglobin (g/dL) x 100Hematocrit (%)
d.   RDW : Red Blood Cell Distribution Width (%)
-       RDW = Standard DeviationMCV x 100
Berikut ini adalah contoh Penghitungannya:
Misal :
RBC         = 5 Juta sel / µm3
Hgb          = 15 g/dL
HCT         = 45 %
SD            = 11 fL
Jawab:
a.    MCV   = Hematocrit (%) x 10RBC# (million/μL)
                    = 45 x 10 5
= 450 5
= 90 fL = 90 µm3
b.    MCH   = Hemoglobin (g/dL) x 10 RBC# (million/μL)
= 15 x 10 5
= 150 5
= 30 pg
c.    MCHC = Hemoglobin (g/dL) x 100Hematocrit (%)
                    = 15 x 10 45
                    = 150 45
                    = 33,3 %
d.   RDW   = Standard DeviationMCV x 100
= 1 90 x 100
= 0,122 x 100
= 12,2 %
 4.       Macam-macam Alat Hematology Analyzer
Berikut ini akan ditampilkan macam-macam dan jenis Hematology Analyzer dengan fitur pengukuran yang berbeda:
a.        Jenis Semi Otomatis (dilusi dilakukan manual).
-       Merk Celtac
-       Tipe MEK-5208
-       Buatan Nihon Kohden
-       Menghitung WBC, RBC, Platelet, dan Hb.
Gambar 1.12. Hematology Analyzer Merk Celtac MEK-5208
b.        Jenis Otomatis WBC 3-Part(dilusi, hemolyzing, count, display, dan print out dilakukan secara otomatis).
-       Merk Celtac Alpha
-       Tipe MEK-6318
-       Buatan Nihon Kohden
-       Menghitung 3 jenis WBC, RBC, Platelet, dan Hb.
Gambar 1.13. Hematology Analyzer Merk Celtac Alpha MEK-6318
c.        Jenis Otomatis WBC 5-Part (pengambilan sampel, dilusi, hemolyzing, count, display, dan print out dilakukan secara otomatis).
-       Merk Celtac F
-       Tipe MEK-8222
-       Buatan Nihon Kohden
-       Menghitung 5 Jenis WBC, RBC, Platelet, dan Hb.
Gambar 1.14. Hematology Analyzer Merk Celtac F MEK-8222
5.       Kesimpulan
Dari beberapa penjelasan di atas dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: 
-            Hematology Analyzer adalah salah satu alat laboratorium yang berfungsi untuk pengukuran dan pemeriksaan sel darah dalam sampel darah.
-            Ada beberapa metode pengukuran yang digunakan pada alat Hematology Analyzer, yaitu: Electrical Impedance, Fotometri, Flocytometry, dan Histogram.
-            Komponen darah yang diukur adalah WBC (Limfosit, Monosit, Neutrofil, Eosinofil, dan Basofil) RBC (termasuk Hb), dan Platelet

Mohamad Sofie, ST, MT. 
Dosen Akademi Teknik Elektromedik Semarang
Organisasi:
DPD Ikatemi Jawa Tengah
Gakeslab Jawa Tengah

Alfakes Pusat





TEKNOLOGI PENGHITUNGAN SEL DARAH PADA ALAT HEMATOLOGI ANALYZER

Terkadang seorang pasien baik yang sedang rawat inap atau rawat jalan diminta dokter untuk periksa darah di laboratorium. Tujuannya ban...