ELECTRICAL SAFETY
Dalam
beberapa edisi sebelumnya telah banyak diulas tentang peralatan kesehatan.
Tetapi dalam edisi kali ini mencoba membahas tentang keselamatan listrik, yang
tentunya berkaitan dengan peralatan kesehatan. Mungkin sebagian besar dari kita
belum banyak yang menyadari atau belum mengetahui bahaya dari listrik yang
berasal dari peralatan kesehatan. Oleh karena itu pada edisi ini penulis ingin
berbagi pengetahuan tentang keselamatan listrik yang diambil dari literatur.
Kita semua
tahu bahwa saat ini teknologi peralatan kesehatan semakin komplek yang mengakibatkan semakin komplek pula prosedur penggunaannya, sehingga hal ini dapat mengakibatkan beberapa kesalahan
pemakaian yang akhirnya juga dapat menimbulkan kecelakaan pada pengguna alat kedokteran tersebut dan
pasien. Faktanya, banyak kegagalan peralatan yang menimbulkan kecelakaan pada pengguna alat kedokteran lebih disebabkan
karena kesalahan pemakaian, pemakaian yang tidak benar atau kurangnya
pengalaman serta belum adanya pelatihan untuk pengoperasiannya.
Kecelakaan yang diakibatkan oleh penggunaan alat kedokteran akan jauh lebih
berbahaya dibanding jika terjadi kecelakaan sebagai akibat pelepasan energi listrik yang terjadi
di rumah tangga atau di tempat kerja lainnya, hal ini disebabkan lingkungan pada pelayanan
kesehatan mengandung komponen komponen lain yang potensi menunjang terjadinya
kecelakaan, antara lain: bahan kimia, micro-organisme, limbah infeksius,
beban-beban mekanik, gelombang elektromagnit, frekuensi tinggi, radiasi.
Pada edisi kali ini lebih ditekankan pada pembahasan mengenai bahaya pelepasan energi
listrik, khususnya mengenai tindakan pengamanannya (electrical safety). Lebih detail mengenai efek fisiologis akibat
kecelakaan listrik, bahaya kejut listrik, metode pengamanannya, standar
pengamanan dan prosedur test pengamanan (electrical safety tes) dengan maksud
agar memahami / mengerti tentang kemungkinan terjadinya bahaya, serta bagaimana
tindakan pengamanan yang harus dilakukan sehubungan dengan penggunaan teknologi
peralatan kedokteran.
A.
Efek Fisiologis
Ada tiga hal yang akan terjadi apabila arus listrik mengalir masuk
melalui jaringan biologis, yaitu:
1. Rangsangan listrik pada jaringan atau saraf.
2. Menahan panas
3. Kerusakan jaringan
Berikut ini merupakan beberapa kondisi yang akan terjadi pada organ
tubuh akibat pelepasan energi listrik
Threshold of perception
Dalam
keadaan ini jaringan/ kulit mulai dapat merasakan kehadiran arus listrik dalam
batasan minimal (untuk arus AC adalah 0,5 mA,60Hz dan untuk arus DC 2 sampai
dengan 10 mA ), secara individual terasa ‘geli’. Perasaan ini akan dialami secara berbeda-beda,
tergantung pada nilai impedansi jaringan secara individu.
Let-Go-Current
Jika besar
arus listrik yang mengalir melalui jaringan semakin meningkat, maka akan
menimbulkan rangsangan pada jaringan otot dan saraf. Seringkali mulai dirasakan
rasa ‘sakit/nyeri’ dan secara reflek otot akan berkontraksi.
Pada keadaan
ini minimal arus listrik 6 mA dapat mulai mengakibatkan gerakan reflek otot.
Respiratory paralysis
Semakin
tinggi arus listrik yang mengalir menyebabkan otot -otot pernapasan
berkontraksi cukup kuat ( mencekik ) dan akhirnya akan menimbulkan ‘kelemasan’
karena kekurangan oksigen. Kejadian seperti ini dapat timbul jika arus listrik
yang mengalir cukup kuat dan dalam waktu relatif cukup lama.
Ventricular Fibrillation
Jantung
manusia merupakan jalur ‘khusus’ aliran listrik yang membuat keadaan menjadi
sangat berbahaya. Apabila terjadi aliran listrik ke tubuh manusia, maka
sebagian aliran ada yang mengalir melalui dada kemudian ke jantung. Apabila
arus listrik cukup kuat mempengaruhi bagian otot jantung, maka perambatan
aktivitas listrik dalam jantung akan terganggu. Dan apabila aktivitas
kelistrikan dalam jantung terganggu, maka denyut jantung dapat mencapai 300 BPM
( beats per minute ) seperti ‘gelombang balik’ depolarisasi secara acak pada
ventricles. Gerakan pemompaan jantung akan
berhenti dan merupakan ‘kematian’ dalam hitungan menit.
Besar arus
listrik untuk mengakibatkan ventricular ber-fibrasi adalah 75 mA sampai dengan
400mA.
Myocardial contraction
Apabila arus
listrik yang mengalir ke dalam jaringan cukup tinggi, maka seluruh bagian otot
jantung akan berkontraksi dan jantung berhenti berdenyut sesaat selama ada arus
listrik yang tinggal dan akan berdenyut normal kembali bila arus listrik
hilang. Kejadian seperti ini disebut jantung mengalami defibrilasi.
Kecelakaan fisik dan luka
bakar
Pada umumnya
aliran listrik ke dalam jaringan tubuh manusia terjadi hanya dalam waktu
sesaat. Karena kulit mempunyai sifat ‘menahan panas’, ketika ada arus listrik
yang lewat, hal ini dapat menyebabkan luka bakar pada titik kulit yang
bersentuhan langsung dengan aliran arus listrik. Besar tegangan listrik diatas
240 volt dapat melukai kulit, otak dan jaringan saraf lainnnya menjadi tidak
berfungsi. Demikian juga jaringan otot akan tertarik berkontraksi melepaskan
pada ikatan tulang.
B.
Electrical Safety Standard
Standart Internasional yang banyak digunakan dan diadopsi oleh banyak
negara di dunia untuk Electrical Safety adalah standar IEC (International
Electrotechnic Commission). IEC 60601-1 merupakan standar umum untuk
keselamatan listrik.
Tujuan utama keselamatan listrik adalah untuk memastikan suatu peralatan
aman digunakan oleh pengguna dan pasien.
Keselamatan listrik berdasarkan IEC dikelompok ke dalam beberapa jenis,
contohnya/antara lain keselamatan
listrik untuk :
1. Peralatan Medis
2. Peralatan X ray
3. Peralatan Bedah dengan frekuensi tinggi
4. Sistem Peralatan Kesehatan (termasuk peralatan
non medis)
IEC 60601-1 Requirement :
·
Protective Earth Resistance 0.2
MΩ
·
InsulationResistance Main Part 2
MΩ (minimal)
·
EarthLeakageCurrent 500 μA
·
Enclosure LeakageCurrent 100
μA
·
Patient LeakageCurrent 100μA
(B & BF) ; 10μA (CF)
C.
Klasifikasi Type dan Kelas
Peralatan Medik Sesuai IEC
1. Type-type peralatan medik
Gambar III-1. Tabel Type peralatan medik
a. Type B merupakan peralatan yang mempunyai
pengamanan terhadap tegangan kejut
sesuai ambang batas arus bocor yang diijinkan (normal 100 μA, tanpa pembumian
500 μA) tapi tidak boleh digunakan/berhubungan langsung dengan jantung.
b. Type BF merupakan peralatan yang mempunyai
pengamanan terhadap tegangan kejut lebih baik dari peralatan type B yang
tercapai karena adanya isolasi (normal 100 μA, tanpa pembumian 500 μA) tapi
tidak boleh digunakan/berhubungan langsung dengan jantung.
c. Type CF merupakan peralatan yang mempunyai
pengamanan terhadap tegangan kejut paling baik yang tercapai dengan
meningkatkan mutu isolasi (normal 10μA, tanpa pembumian 50 μA) dan boleh
digunakan/berhubungan langsung dengan jantung.
2. Kelas-kelas peralatan medik
a. Peralatan Kelas I merupakan peralatan yang
mempunyai sistem pengamanan terhadap bahaya kejut listrik tidak hanya
tergantung pada basic insulation,
tetapi juga mengandalkan pengamanan tambahan yaitu adanya protective eart conductor yang terpasang secara permanen yang
dihubungkanke bagian-bagian lain dan alat akan yang bersifat konduktor/penghantar dan dapat
disentuh/dicapai oleh tangan (accessible
conductive parts ).Perlu diketahui bahwa jika terjadi kegagalan fungsi
pengaman dan basic insulation,maka fungsi pengamanan diambil alih oleh
protective earth conductor.Ciri-ciri peralatan dengan class I. Peralatan
tersebut memperoleh sumber tegangan dan luar (external supply mains,seperti:
external battery,external converter,genset dsb).
|
Gambar III-2 Diagram Peralatan
Kelas I
b. Peralatan Kelas II, merupakan peralatan yang
mempunyai sistem pengaman terhadap bahaya kejut tidak hanya mengandalkan pada basic insulation saja, tetapi juga
tergantung pada sistim pengaman sistim double
insulation. Pada peralatan ini disamping memiliki pengaman basic insulation,juga memiliki pengaman
tambahan berupa supplementary insulation
dan atau reinforced insulation.Apabila
terjadi kegagalan fungsi pengaman dari basic insulation,maka fungsi pengaman
akan diambil alih oleh pengaman lapis kedua yaitu suppIementary insulation dan
atau oleh reinforced insulation.
Padaperalatandengan class
II initidakada/tidakmemiliki protective earth conductor.
Gambar III-2 Diagram Peralatan
Kelas II
c. Peralatan kelas III merupakan peralatan yang
mempunyai sistem pengaman terhadap bahaya kejut listrik tergantung/menggunakan
supply tegangan “safety extra low voltage “(SELV).
Gambar III-3 Diagram Peralatan kelas III
Mohamad Sofie, ST, MT.
Dosen Akademi Teknik Elektromedik Semarang
Organisasi:
DPD Ikatemi Jawa Tengah
Gakeslab Jawa Tengah
Alfakes Pusat