APA ITU MRI ?
Magnetic Resonance Imaging (MRI) merupakan suatu teknik penggambaran penampang
tubuh berdasarkan perinsip resonansi magnetic inti atom hydrogen. Untuk
mengetahui lebih lanjut, Magnetic Resonance Imaging (MRI) adalah suatu alat
kedokteran di bidang pemeriksaan diagnostik radiologi , yang menghasilkan
rekaman gambar potongan penampang tubuh / organ manusia dengan meng-gunakan
medan magnet berkekuatan antara 0,064 – 1,5 tesla (1 tesla = 1000 Gauss) dan
resonansi getaran terhadap inti atom hidrogen.
Dasar dari pencitraan resonansi magnetik (MRI-Magnetic Resonance Imaging)
adalah fenomena resonansi magnetik dari inti benda. Resonansi magnetik
sendiri adalah getaran inti atom (necleon) karena adanya penyearahan momen
magnetik inti dari bahan oleh medan magnetik luar dan rangsangan gelombang EM
yang tepat dengan frekuensi gerak gasing inti tersebut.
BAGAIMANA CARA KERJA MRI ?
Seperti yang kita ketahui bahwa Tubuh
manusia sebagian besar terdiri dari air ( H2O) yang mengandung 2 atom hydrogen
yang memiliki no atom ganjil ( 1) yang pada intinya terdapat satu proton. Inti
hydrogen merupakan kandungan inti terbanyak dalam jaringan tubuh manusia yaitu
1019 inti/ mm3 , memiliki konsentrasi tertinggi dalam jaringan 100 mmol/ Kg dan
memiliki gaya magnetic terkuat dari elemen lain.
Dalam aspek klinisnya, perbedaan jaringan normal dan bukan normal didasarkan pada deteksi dari kerelatifan kandungan air ( proton hydrogen ) dari jaringan tersebut. Sehingga melalui MRI dapat diketahui apakah di dalam tubuh pasien terdapat kanker yang notabene merupakan jaringan tidak normal dalam tubuh manusia.
Dalam aspek klinisnya, perbedaan jaringan normal dan bukan normal didasarkan pada deteksi dari kerelatifan kandungan air ( proton hydrogen ) dari jaringan tersebut. Sehingga melalui MRI dapat diketahui apakah di dalam tubuh pasien terdapat kanker yang notabene merupakan jaringan tidak normal dalam tubuh manusia.
Berdasarkan dari kondisi yang ada maka, prinsip
dasar dari cara kerja suatu MRI adalah Inti atom Hidrogen yang ada pada tubuh
manusia (yang merupakan kandungan inti terbanyak dalam tubuh manusia) berada
pada posisi acak (random), ketika masuk ke dalam daerah medan magnet yang cukup
besar posisi inti atom ini akan menjadi sejajar dengan medan magnet yang ada.
Kemudian inti atom Hidrogen tadi dapat berpindah dari tingkat energi rendah
kepada tingkat energi tinggi jika mendapatkan energi yang tepat yang disebut
sebagai energi Larmor.
Ketika terjadi perpindahan inti atom Hidrogen dari tingkat energi rendah ke
tingkat energi yang lebih tinggi akan terjadi pelepasan energi yang kemudian
ini menjadi unsur dalam pembentukan citra atau dikenal dengan istilah Free
Induction Decay (FID). Secara sederhana prinsip tadi dapat dilihat pada gambar
di bawah ini :
Gambar.1 :
Tingkatan Energi Sebuah Inti Atom dengan Nomer Spin
Quantum 3
Kemudian perilaku atom Hidrogen lainnya ketika masuk
kedalam daerah medan magnet yang cukup besar adalah dia akan melakukan presisi
ketika di dalam medan magnet tadi diberikan lagi medan magnet pengganggu yang
frekuensinya dapat diubah-ubah sehingga dengan peristiwa tersebut dapat
dihasilkan signal FID yang akan dirubah kedalam bentuk pencitraan. Hal ini
dapat dilihat pada gambar di bawah ini
Gambar.2 : Presisi inti atom Hidrogen ketika diberikan
pulse berupa medan
magnet dengan frekuensi berubah-ubah
Secara ringkas,
proses terbentuknya citra MRI dapat digambarkan sebagai berikut: Bila tubuh
pasien diposisikan dalam medan magnet yang kuat, inti-inti hidrogen tubuh akan
searah dan berotasi mengelilingi arah/vektor medan magnet. Bila signal
frekuensi radio dipancarkan melalui tubuh, beberapa inti hidrogen akan menyerap
energi dari frekuensi radio tersebut dan mengubah arah, atau dengan kata lain
mengadakan resonansi. Bila signal frekuensi radio dihentikan pancarannya,
inti-inti tersebut akan kembali pada posisi semula, melepaskan energi yang
telah diserap dan menimbulkan signal yang ditangkap oleh antena dan kemudian
diproses computer dalam bentuk radiograf.
Gambar 3 :
Diagram Blok Proses MRI
Dalam perkembangan dunia kedokteran,terutama dalam bidang instrumentasinya MRI
berkembang pesat dengan bertambahnya kekuatan medan magnet yang dihasilkan,
semakin tinggi kekuatan teslanya semakin tinggi kemampuan yang akan dihasilkan
baik dari sisi pencitraan maupun dari sisi lain khususnya spektroskopi.
APA KEUNGGULAN MRI ?
Magnetic Resonance Imaging (MRI) merupakan modalitas imejing mutakhir yang
berkembang pesat sejak diaplikasikan secara klinik pada ± tahun 1980. Seperti
pendahulunya (CT Scan), MRI juga merupakan modalitas imejing dengan dasar
computer yang menampilkan potongan penampang tubuh sesuai yang kita kehendaki.
Kelebihan dari MRI ini dibandingkan dengan modalitas
imejing terdahulu (konvesional, CT, USG) antara lain adalah kemampuan
menampilkan detail anatomi secara jelas dalam berbagai potongan (multiplanar)
tanpa mengubah posisi pasien.Selain itu hasil pencitraan yang dihasilkan oleh
MRI lebih jelas serta dapat dilihat dari berbagai sisi tanpa melibatkan
pengunaan radiasi, memberikan hasil tanpa perlu mereposisi pasien, tidak
menggunakan kontras untuk sebagian besar pemeriksaan MRI. Fasilitas MRI
dilengkapi dengan kemampuan untuk menilai fungsi organ tertentu secara dinamik
(Functional MRI), untuk menilai distribusi darah baik di otak maupun di
jantung (Perfusion Imaging) serta melihat metabolisme yang ada didalam
sebuah tumor (Spectroscopy Imaging).
Gambar 4. Kiri: MRI, Kanan: Penampang MRI
Berikut merupakan beberapa kelebihan MRI dibandingkan dengan pemeriksaan CT
Scan yaitu :
- MRI lebih unggul untuk mendeteksi beberapa kelainan pada jaringan lunak seperti otak, sumsum tulang serta muskuloskeletal.
- Mampu memberi gambaran detail anatomi dengan lebih jelas.
- Mampu melakukan pemeriksaan fungsional seperti pemeriksaan difusi, perfusi dan spektroskopi yang tidak dapat dilakukan dengan CT Scan.
- Mampu membuat gambaran potongan melintang, tegak, dan miring tanpa merubah posisi pasien.
- MRI tidak menggunakan radiasi pengion.
Mengingat MRI bersifat non invasive,sehingga karena hal tersebut dalam
pemeriksaan menggunakan MRI tidak menimbulkan rasa nyeri pada pasien serta
dengan menggunakan MRI memberikan informasi yang baik keadaan jaringan lunak,
hal tersebut disebabkan karena jaringan lunak yang terdapat dalam tubuh manusia
sebagian besar terdiri dari air. Dengan prinsip kerja dari MRI adalah inti atom
Hidrogen yang ada pada tubuh manusia (pasien) berada pada posisi acak (random),
ketika masuk ke dalam daerah medan magnet yang cukup besar posisi inti atom
hidrogen ini akan menjadi sejajar dengan medan magnet yang ada, sehingga benar
adanya bila dengan menggunakan MRI didapatkan pencitraan jaringan lunak yang
lebih baik dibandingkan dengan menggunakan CT scan.
Selain
itu, Berbeda dengan CT Scan yang menggunakaan radiasi pengion, maka pada MRI
didasarkan pada interaksi antara gelombang radio dan inti hydrogen tubuh oleh
adanya medan magnet yang kuat. Sejak diaplikasikan secara klinik, MRI telah
berkembang cepat dan dalam waktu relative singkat telah menjadi modalitas
imejing yang memberikan kontribusi yang besar dalam diagnosa khususnya dalam
pemeriksaan musculoskeletal system, sumsum tulang, tulang rawan, ligamentum,
otot, meniscus, dll.
Bagaimana Hasil Pencitraan dari MRI?
Berikut hasil citra MRI lutut: